1
PERATURAN PERMAINAN
PERATURAN
PERMAINAN ADALAH PERATURAN YANG
DIBUAT OLEH
INDUK ORGANISASI OLAHRAGA INTERNASIONAL YANG SUDAH DIBAKUKAN / mutlak harus
diikuti (peraturan bagaiman permainan tersebut dimainkan, berakhirnya
pertandingan tersebut ditntukan oleh apa, jumlah pemain, bentuk dan ukuran
lapangan serta aturan-aturan yang lainnya) Misalnya peraturan permainan bola
volli yang membuat peraturan permainannya adalah IVBF (Internasional Volli Ball
Federation), Sepak Bola oleh FIFA,
Atletik oleh IAAF dan lain-lain.
PERATURAN PERTANDINGAN
Peraturan pertandingan adalah
peraturan yang dibuat Oleh panitia pertandingan setempat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi tempat pertandingan dengan tujuan :
- Agar pertandingan berjalan dengan baik dan lancar.
- semua peserta pertaqndingan memahami hak-haknya selama pertandingan.
- Peserta pertandingan agar menjunjung tinggi sikap terhadap panitia pertandingan, sportifitas dalam pertandingan.
- Hasil pertandingan dapat dipertanggung jawabkan.
Contoh Peraturan
pertandingan Tingkat Nasional Penyelengaran PON (pekan Olahraga Nasional). PB.
PON Dengan menunjuk Induk organisasi cabang olahraga Nasional disesuaikan
dengan kebutuhan dan situasi cabang olahraga masing-masing.
SISTIM PERTANDINGAN
Secara garis
besar sistim pertandingan terbagi 2 (dua) yaitu :
- Sistim Gugur (setiap peserta pertandingan perorangan atau beregu yang kalah dalam suatu pertandingan maka peserta tersebut tidak dapat mengikuti pertandingan selanjutnya).
- Sistim Kompetisi terbagi dua yaitu :
- Sistim setengah Kompetisi (Setiap peserta pertandingan bertemu/bertanding satu kali dengan peserta yang ada).
- Sistim kompetisi penuh (setiap peserta pertandingan bertemu atau bertanding dua kali dengan peserta yang ada).
RUMUS
UNTUK MENGETAHUI BANYAKNYA PERTANDINGAN
- Sistim Gugur = (n – 1) misalnya Jumlah peserta pertandingan 8 maka jumlah pertandingannya adalah 8 – 1 = 7 pertandingan.
- Setengah Kompetisi = n(n-1) Misalnya jumlah peserta
2
Pertandingan 6
maka jumlah pertandingan adalah 6(6-1) = 6 x 5 = 30 = 15 pertandingan
2
- Kompetisi penuh n(n – 1) Misalnya jumlah peserta pertandingan 10 maka jumlah pertandingannya adalah 10(10 – 1) = 10 x 9 = 90 pertandingan.
SISTIM GUGUR
- Angka patokan pada sistim gugur terdiri dari angka kelipatan 2 (dua). Yaitu 2 4 8 16 32 64 dst. Tergantung banyaknya peserta pertandingan. Angka patokan ini dipergunakan untuk mempermudah pembuatan bagan sistim gugur.
- Gunakan sided dalam pembuatan bagan sistim gugur agar tim tim yang kuat tidak bertemu di babak-babak awal.
- Variasi pembuatan bagan sistim gugur terdiri dari 2 (dua) yaitu : A. Dengan Babak pendahuluan. BP. Dengan Bye.
- Untuk mempermudah pembuatan bagan sistim gugur apabila peserta pertandingan tidak memenuhi angka patokan,maka digunakan salah satu dari angka patokan. terlebih dahulu ambil angka pertengahan dari kedua angka patokan. Misalnya antara angka patokan 8 dan 16 adalah angka 12.
-
Dibawah
angka 12 yaitu angka 9, 10, 11dan 12 Menggunakan Variasi babak pendahuluan.
-
Sedangkan
mulai angka 12, 13, 14, dan 15 menggunakan Variasi Bye. Dan seterusnya.
-
Angka
pertengahan dari kedua angka patokan boleh menggunakan kedua Variasi tersebut.
Penjelasan
: 8 ---------------- 12 ----------------
16
BP BYE
16 -------------
24 ---------------- 32
BP BYE
32 ------------ 48
---------------- 64
BP Bye
Contoh pembuatan
bagan sistim gugur dengan peserta sudah memenuhi angka patokan :
Peserta 8 (delapan) PESERTA 16 (enam
belas)
A
B 1 2
B D 2 3
C
d 3
D F 4
3 8
E
f 5
F 6
6
G
F 7 8
H
g 8 8 8
9
10
9 12
11
12
12
13 14
14 15 15
15 15
16
Contoh Bagan
pertandingan dengan jumlah peserta tidak
memenuhi angka patokan.
Peserta 12 dengan Babak
pendahuluan (12 – 8 = 4 BP )
1 2
2 3
3 4
= Pertandingan melalui
4 Babak Pendahuluan
5
5
6
4 4
7
8
8
9
9
10
12
9
11
12
12
Peserta 5
dengan babak pendahuluan (5 – 4
= 1 BP )
1
3
2
3
3
4
4
5 4
CONTOH JUMLAH
PESERTA PERTANDINGAN YANG TIDAK MEMENUHI ANGKA PATOKAN DENGAN MENGGUNAKAN
VARIASI Bye.
Contoh peserta 12 dengan Bye ( 16 – 12 = 4 bye)
14 DENGAN BYE ( 16 – 14
= 2 BYE )
Bye
1
2 ATAU
1 3
2 3
2
3 3
3 3
4 6 7
4
5 bye
4
6 5
6 7
6
7 6
8 7 7 12
8 13
8
9 9
9 9
10 bye 9 9
10
11 12
11
11
12
13 12 12
13
13 13
14
13 12
14
15
15 13
16
bye
Contoh system setengah
kompetisi
DENGAN PESERTA 5
- Tangerang
- bogor
- Jakarta
- Bandung
- Serang
Dari jadwal pertandingan
dan hasil pertandingan diketahui
Tangerang VS Bogor = 3 : 2
Tangerang VS Jakarta = 1 : 2
Tangerang VS Bandung = 1 : 1
Tangerang VS Serang = 1 : 0
Bogor VS Jakarta = 0 : 1
Bogor VS Bandung = 0 : 0
Bogor VS Serang = 2 : 2
Jakarta VS Bandung = 4 : 1
Jakarta VS Serang = 0 ; 0
Bandung VS Serang = 0 : 1
Cara menghitung
data hasil pertandingan
XXX
|
TGR
|
BGR
|
JAK
|
BND
|
SRN
|
MAIN
|
MENAG
|
SERI
|
KALAH
|
GM
|
GK
|
NILAI
|
JUARA
|
TGR
|
XXX
XXX
XXX
|
3-2
|
1-2
|
1-1
|
1-0
|
4
|
2
|
1
|
1
|
6
|
5
|
7
|
2
|
BGR
|
2-3
|
XXX
XXX
XXX
|
0-1
|
0-0
|
2-2
|
4
|
-
|
2
|
2
|
4
|
6
|
2
|
4
|
JAK
|
2-1
|
1-0
|
XXX
XXX
XXX
|
4-1
|
0-0
|
4
|
3
|
1
|
-
|
7
|
2
|
9
|
1
|
BND
|
1-1
|
0-0
|
1-4
|
XXX
XXX
XXX
|
0-1
|
4
|
-
|
2
|
2
|
2
|
6
|
2
|
5
|
SRN
|
0-1
|
2-2
|
0-0
|
1-0
|
XXX
XXX
XXX
|
4
|
1
|
2
|
1
|
3
|
3
|
5
|
3
|
Keterangan
- nilai menang = 3
- Nilai seri/drau = 1
- Nilai Kalah = 0
- GK ; Goal memasukan
- GK : Goal kemasukan
Dari Data hasil
pertandingan di atas dapat dibuat hasil kelasemen / urutan pertandingan :
1.
Jakarta 4 3 1 - 7 2 9
2.
Tangerang 4 2 1 1 6 5 7
3. Serang 4 1 2 1 3 3 5
4. Bogor 4 - 2 2 4 6 2
5.
Bandung 4 - 2 2 2 6 2
Untuk pertandingan dengan
mempergunakan system kompetisi penuh, pertandingannya 2 x system setengah
kompetisi dari contoh diatas, yang dikenal dengan nama Home and away artinya
satu kali sebagai tim tanu dan satu kali sebagai tuan rumah pertandingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar